4 Bencana Tambang Paling Mengerikan Abad 20: Ledakan hingga Keracunan Gas!
Aktivitas pertambangan merupakan proses pengambilan sumber daya mineral dari dalam bumi yang sudah berlangsung sejak zaman prasejarah. Pada masa itu, manusia mulai memanfaatkan batuan seperti rijang untuk membuat alat-alat berburu. Meskipun memberikan kontribusi besar bagi perkembangan peradaban dan ekonomi modern, industri pertambangan tetap menyimpan risiko tinggi, baik terhadap keselamatan pekerja maupun lingkungan. Berikut ini adalah rangkaian empat kecelakaan tambang paling mengerikan di abad ke-20 yang menewaskan ribuan jiwa.
1. Kecelakaan Tambang Benxihu (1942)
Benxihu, sebuah daerah kaya mineral di Provinsi Liaoning, Tiongkok, menjadi lokasi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah pertambangan dunia. Sebelumnya, wilayah ini dikelola oleh perusahaan patungan antara Tiongkok dan Jepang. Namun, setelah Jepang menginvasi Tiongkok pada 1930-an, perusahaan tersebut sepenuhnya dikuasai oleh pihak Jepang. Kondisi kerja para pekerja sangat buruk, dengan minimnya pasokan makanan, sistem kerja paksa, serta pengawasan ketat oleh militer Jepang.
Pada 26 April 1942, sebuah ledakan gas terjadi di salah satu terowongan tambang. Ledakan tersebut memicu kobaran api di pintu masuk tambang. Sayangnya, petugas penjaga langsung memblokade akses masuk, bukan untuk menyelamatkan para pekerja, melainkan untuk mencegah api menyebar lebih luas. Akibatnya, ratusan pekerja yang selamat dari ledakan awal terjebak dalam kepulan asap tebal. Total korban tewas mencapai 1.549 orang, menjadikannya sebagai kecelakaan tambang paling mematikan dalam sejarah.
2. Kecelakaan Tambang Courrières (1906)
Prancis juga pernah mengalami musibah besar dalam dunia pertambangan. Pada 10 Maret 1906, sebuah tambang batu bara di kawasan perbukitan utara Prancis mengalami ledakan dan kebakaran bawah tanah. Beberapa hari sebelum kejadian, para pekerja telah mendeteksi adanya gas dan asap beracun di dalam tambang. Namun sayangnya, aktivitas penambangan tetap dilanjutkan seolah tidak ada yang salah.
Ketika kobaran api akhirnya terdeteksi di salah satu titik dalam tambang, situasi menjadi semakin buruk. Api bereaksi dengan gas beracun yang tersimpan di celah-celah dinding, menyebabkan ledakan besar. Ledakan tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh area tambang. Akibatnya, 1.099 pekerja dinyatakan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tragedi ini menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah Eropa.
3. Kecelakaan Tambang Mitsui Miike (1963)
Mitsui Miike adalah tambang batu bara terbesar di Jepang yang telah berdiri sejak tahun 1484. Terletak di Omuta, Fukuoka, tambang ini sempat digunakan sebagai kamp kerja paksa selama Perang Dunia II. Pada 9 November 1963, saat pergantian shift tengah berlangsung, terjadi ledakan besar di dalam tambang. Ledakan pertama kemudian diikuti oleh ledakan kedua yang terjadi sekitar 100 meter dari lokasi awal.
Dari dua ledakan tersebut, gas karbon monoksida menyebar ke seluruh area tambang. Langsung setelah ledakan, 20 pekerja ditemukan meninggal karena cedera fisik akibat ledakan. Namun jumlah korban meningkat secara drastis akibat keracunan gas karbon monoksida yang tersebar di dalam tambang. Lebih dari seribu pekerja diperkirakan tewas akibat insiden ini.
4. Kecelakaan Tambang Senghenydd (1913)
Di Wales, Inggris, terdapat sebuah tambang batu bara bernama Senghenydd yang dikelola oleh Universal Steam Coal Company. Pada pagi hari tanggal 14 Oktober 1913, terjadi ledakan besar di dalam tambang yang menewaskan 439 pekerja. Ini menjadi kecelakaan tambang terparah dalam sejarah Inggris.
Penyebab ledakan diduga berasal dari percikan kabel listrik yang bereaksi dengan gas metana yang ada di dalam tambang. Reaksi ini memicu ledakan dahsyat disertai pencemaran gas karbon monoksida. Menariknya, dua belas tahun sebelumnya, tempat yang sama pernah mengalami ledakan serupa yang menewaskan 81 orang. Meski demikian, perusahaan tetap beroperasi hingga tahun 1928.
Pelajaran dari Tragedi
Empat kecelakaan besar tersebut membawa dampak mendalam bagi dunia pertambangan global. Ribuan nyawa hilang karena kurangnya standar keselamatan, kondisi kerja yang buruk, dan respons darurat yang tidak memadai. Tragedi-tragedi ini menjadi pengingat penting bahwa eksploitasi sumber daya alam tidak boleh hanya berorientasi pada nilai ekonomi semata, tetapi harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerja serta keberlanjutan lingkungan hidup.



Post Comment